Sambo dan Kesehatan Mental Kita — Catatan Pastoral

Salam konseling!

Sebagai anak pensiunan polisi saya suka mengamati berita tentang TNI & POLRI. Tahun 1996, saat studi S-2 Konseling saya belajar psikopatologi dari seorang Psikiater senior. Beliau dipercaya memeriksa kesehatan mental calon taruna TNI, saat itu Polisi masih di bawah TNI. Menurutnya, 30% (persen) calon taruna yang ia periksa ternyata tidak sehat secara mental.

Karena hanya sebagai penguji, sang psikiater tsb menyerahkan hasilnya kepada pimpinan yang menyeleksi. Pimpinan TNI tsb hanya mengatakan, "Serahkan saja sama kami, nanti kami yang atur." Beliau akhirnya mengundurkan diri sebagai pemeriksa kesehatan mental dari lembaga tsb.

Beliau sempat berkelakar, “Jadi jangan heran ya kalau kita lihat ada 'oknum aparat' kita yang aneh-aneh. Untungnya masih lumayan banyak yang sehat."

Kondisi sekarang tentu jauh berbeda. Lebih transparan dan lebih kecil peluan "KKN" dibandingkan zaman orde baru, Meski demikian....

Berita tentang Jenderal Sambo mengagetkan banyak orang. Meski sedang dalam penyelidikan, drama ini menggelisahkan kita. Sampai Presiden Jokowi terlibat langsung dan KAPOLRI sendiri yang mengumumkan kasusnya. Bagaimana mungkin seorang jenderal, pimpinan tertinggi dari satu divisi mahapenting di POLRI (Kadiv Propam), diduga membunuh ajudannya, dan melibatkan puluhan polisi lainnya.


Kesehatan mental setelah Pandemi menjadi perhatian pelbagai organisasi dunia, termasuk WHO. Tanggal 17 Juni 2022 lalu WHO mengumumkan hampir 1 milyar penduduk dunia mengalami gangguan jiwa selama pandemic, mayoritas depresi dan kecemasan. Ini bukanlah jumlah yang sedikit.

Kesehatan mental individu dimulai dari sistem keluarga yang sehat. Karena itu mari kita perkaya hubungan dalam keluarga, lewat komunikasi dan relasi yang lebih hangat. Menjalankan fungsi-fungsi kita dalam keluarga yang lebih baik. Dalam buku "Merawat Kesehatan Mental Keluarga", saya menekankan bahwa keluarga perlu diprioritaskan lebih dari apapun. Tidak boleh mengorbankan kesehatan mental keluarga demi jabatan, kekayaan, pelayanan, kesuksesan, atau apapun.

Fenomena Sambo mengingatkan kita, ada yang jauh lebih penting untuk kita utamakan lebih dari prestasi, sukses, jabatan atau kekayaan. Yakni relasi dan kepercayaan dalam keluarga. Peristiwa ini menyadarkan kita untuk (selalu) kembali kepada keluarga.

Perlu sekali Merencanakan marital check up, pemeriksaan rutin kesehatan emosi kita dan menumbuhkan rasa cinta kepada keluarga seiring bertambahnya usia perkawinan kita.

Keluarga menurut Alkitab adalah sarana atau tempat Tuhan memberkati kita. Tuhan memberkati kita di dalam dan melalui keluarga. Dalam keluarga yang rukun, berkat Tuhan turun. Keluarga layak diprioritaskan. Saya sendiri pernah gagal dan lalai dalam hal ini. kami pun menyempatkan diri memeriksa kesehatan mental kami ke beberapa psikolog dan psikiater. Tuhan menolong kami.

Fokus kita tetaplah kepada Salib Kristus saat mengalami pelbagai peperangan rohani dan pergumulan yang belum selesai. Jangan segan mencari bantuan Konselor, memeriksakan kesehatan mental ke Psikolog atau mencari bantuan Psikiater jika memerlukan obat. Mereka juga hamba Tuhan di bidang kesehatan mental, anugerah umum yang disediakan Tuhan bagi kita di masa yang sulit ini.


Beberapa ucapan Syukur dan Pokok Doa dari Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3):

  1. Bersyukur BNSP telah melatih para calon trainer LSP LK3 bulan lalu, dan 15-19 Agustus ini kembali akan melatih calon asesor LSP LK3 onsite di Lippo Karawaci. Jika Tuhan berkenan semua anggota PKSK yang sudah ikut sertifikasi institusional LK3 secara bertahap akan ikut uji kompetensi Konselor BNSP awal tahun depan

  2. Semester ini ada tujuh kelas yang selesai dan diwisuda, doakan semua alumni bisa melayani dengan lebih baik.

  3. Sementara itu ada tiga kelas Sertifikat Konseling yang baru dan dua kelas Magister Konsentrasi Konseling dimulai Agustus 2022 ini. Kita menyambut 120 lebih mahasiswa dan pembelajar sertifikat konseling di LK3 bersama mitranya (STT Kharisma dan S2 Psikologi Universitas Maranatha Bandung)

  4. Memperpanjang kontrak kantor LK3 di Lippo Karawaci yang segera habis, dan menambah satu kontrakan ruko untuk kantor di Gading Serpong. Doakan biaya dan renovasi kantor sewaan LK3. Jika saudara ingin mendukung dapat menghubungi HP +62 812 8277703 (Bu Juliana)

  5. Program sertifikasi Konselor LK3 yang semakin banyak yang ikut, baik alumni LK3 maupun dari Lembaga lain. Saat ini ada 5 spesialisasi: Anak, Keluarga, Pastoral & Mental Health, Konselor Pendidikan & Pemberdayaan perempuan. Jika Tuhan berkenan kita akan mengadakan program sertifikasi BNSP pada awal tahun depan.

  6. Kelas Tough Women LK3 yang akan diadakan awal September, modul khusus Pemberdayaan perempuan di Komunitas LK3 (3 series 21 Tema). Tahun depan kita mulai membuka kelas sertifikat jurusan pemberdayaan perempuan.

  7. Kesehatan para Pimpinan, Staf dan tenaga volunteer. Baik para Fasilitator, Pengurus Pusat, Konselor SAH, Majelis Edukasi, Majelis Media Kreatif, dan Majelis Rumah Konseling. Juga Majelis “Selalu Ada Harapan”, pengurus Rumah Konseling, LK3 Community, dsb.

  8. Kita bersyukur setahun terakhir ini Tuhan menggerakkan lebih dari 200 orang melayani bersama di LK3. Doakan juga Panitia Pembangunan Kantor dr. Frans dkk yang terus bekerja.

Demikian beberapa Catatan Pastoral dan Pokok Doa untuk lembaga kita.
Terima kasih atas dukungan dan perhatian kita bersama.

Soli deo Gloria, Tuhan sayang kita semua.
Dr. Julianto Simanjuntak
Chairman LK3

@selaluadaharapan
@keluarga.kreatif
@Julianto_Simanjuntak

 

Program LK3

Cari tahu mengenai modul konseling, program studi dan kegiatan LK3

Previous
Previous

Beda Psikolog, Psikiater dan Konselor

Next
Next

Rekonsiliasi Ayah & Anak (Ringkasan)