Sakit Sekali Rasanya

Waktu saya terinfeksi COVID, sakit luar biasa sampai dirawat 1 bulan lalu perlu pemulihan 2 bulan.  Tapi ada yang jauh lebih sakit saya alami, dan perlu waktu 5 bulan memulihkannya. 

Perasaannya nano-nano:  Marah kepada diri sendiri, malu, dan tak berdaya. Belum lagi ambivalensi yang pahit rasanya. Ada rasa sayang dan benci. Merasa dihormati, tapi juga dimanipulasi.  Seumur hidup  tidak pernah mengalami. Mau cerita orang lain belum tentu memahami. Menahan diri, dan mencoba terus mempelajari. 

Setelah mendalami selama 5 bulan, saya menemukan ada perasaan dimanipulasi. Lalu mencoba memulihkan diri dengan semua yang saya ajarkan: Self talk, menikmati hobi, menulis, juga konseling

Saya bersyukur Roh Kudus memulihkan, memberi pengertian,  memerdekakan akal dan emosi. Sisa penyesalan ialah: Andai saya  mendengarkan teguran rekan kami supaya tidak cepat percaya...ini tidak akan terjadi. Semua  masih seperti mimpi, sulit dipercaya dan menyisakan lobang (luka) yang dalam.

Kita mudah tertipu, sebab umumnya wajah menarik, Smart, cakap berkomunikasi dengan tampilan wajah LUGU. Sayangnya ybs tidak menyadarinya, dan tidak akan mencari bantuan

Ada beberapa ciri umum orang yang manipulatif:

Pertama, kita selalu dibuat merasa bersalah jika tidak segera membantu. Selain sangat baik, dia hadir dengan pribadi yang lemah, rapuh dan independen. Kita menjadi orang penting baginya.  Jadi mau tidak mau kita harus cepat-cepat membantu. Kalau tidak menolong maka ada semacam rasa bersalah dalam diri kita.

Kedua, dia  sering memainkan peran sebagai korban alias playing victim. Tujuannya agar dia tidak perlu bertanggungjawab atas kesalahannya. Jadi kita  cepat merasa  iba.  Dia bukan saja pandai mengarang cerita, tapi menunjukkan diri bergantung kepada kita, agar kita menaruh perhatian. Selain smart si manipulator ini lihai.

Ketiga, dia selalu tampil bersikap baik, ramah, lugu, hangat dan peduli. Suka membantu, tapi tujuannya bukan untuk kita. Tujuannya adalah  menanamkan jasa  supaya kita merasa  berhutang budi. Akibatnya kita merasa perlu berbuat yang sama. Yaitu  baik, ramah dan peduli.

Keempat, si manipulator sering merasa dirinya perlu dikasihani dan dibantu. Dia tidak peduli dengan kebutuhan kita. Tapi pura-pura memberi perhatian, agar kita membantu kebutuhannya.  Karena sangat bergantung sama kita,  maka sumbangan pribadinya tidak banyak. Hanya orangnya sangat mengesankan. Sampai kita mudah tertipu. Dia suka belajar, tapi bukan tipe pencari ilmu yang respek sama pengajarnya, tapi pencuri ilmu yang tidak menghargai sumbernya

Kelima, dia tahu benar kelemahanmu, dan pada waktu hubungan kalian renggang maka dia tidak akan segan-segan menyerangmu. Dia akan  membicarakanmu kepada orang lain, memanipulasi data agar mendapatkan simpati, dan yang  mendengarnya membenci anda.

Jika sdr ada dalam  hubungan seperti ini harus segera dihentikan. Jika tidak,  bisa membahayakan kesehatan mental kita.   Oleh karena itu, Anda harus sangat berhati-hati saat mengidentifikasi dan mengenali karakteristik orang yang manipulatif. Perlu waktu yang cukup. Kesalahan saya adalah impulsif, cepat percaya tanpa teliti.

Setelah Anda dapat mengenali karakteristik kepribadian manipulatif, ada beberapa cara untuk mengurangi dampak emosional dari orang yang berkepribadian manipulatif.  Dikutip dari Alodokter, berikut adalah beberapa cara dalam menghadapi orang yang manipulatif :

·       Buat  pendapat Anda jelas, tegas, langsung, dan spesifik. Jika Anda bersalah, mohon maaf, tapi jangan melebih-lebihkan. Tapi jika anda sudah temukan kebenaran anda dimanipulasi jangan teruskan hubungan.

·       Jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan manipulator. Hindari keputusan yang terburu-buru. Tidak perlu mencoba mengalahkan manipulator. Sebaliknya, temukan cara cerdik untuk memberi tahu dia bahwa Anda memahami bahwa dia memanipulasi Anda.

·       Hindari interaksi berlebihan dengan sang manipulator, terutama jika hubungan Anda bukan hubungan pribadi.

·       Temukan seseorang yang dapat Anda percayai yang tidak terpengaruh oleh manipulator untuk membicarakan atau mencari nasihat tentang situasi Anda.

 

Julianto Simanjuntak
Catatan harian

Previous
Previous

Niat Pensiun

Next
Next

Berhenti di aku saja!