Menciptakan Tempat Perlindungan

Perjalanan pemulihan selalu dimulai dengan satu hal - pilihan seseorang yang bertekad untuk pulih. Walaupun komitmen individu memulai perjalanan ini, faktor terbesar yang mempengaruhi pemulihan itu adalah lingkungan. Lebih dari pemulihan, komunitas juga mempengaruhi arah, aktualisasi diri, kebiasaan, dan kedewasaan kita.

Bagi saya, pelajaran ini paling jelas dalam perjalanan pulih dari candu game. Komitmen untuk melepaskan komunitas pemain game dan mendekati komunitas gereja dan teman-teman kuliah yang tekun belajar mengubah hidupku sehari-hari. Pengaruh baik mereka mengubah seleraku dari bermain game menjadi suka musik dan belajar.

Aku juga pernah mengalami pengaruh komunitas yang tidak aman. Pada masa depresiku di kuliah, aku punya beberapa teman dekat yang pintar dan dalam posisi pemimpin. Ketika saya menyampaikan bahwa saya sedang self-harm dan punya pikiran mau bunuh diri, satu teman cuek, dua teman meninggalkan saya, dan satu teman bahkan menantang saya untuk mencoba bunuh diri. Posisi dan kepintaran tidak menjanjikan kemampuan emosi yang baik. Pengaruh mereka mempersulit perjalanan pemulihan, tapi menjadi pelajaran yang sangat berharga.

Bagaimana cara kita merekayasa komunitas yang aman? Ada dua kunci penting. Pertama, kita perlu belajar memilih orang yang aman (safe people). Orang yang aman 1) punya reputasi bijak dan bisa diandalkan, 2) skill mengelola emosi dan berkomunikasi, 3) hati dan waktu untuk membantu. Mungkin kamu berpikir - “memangnya ada orang seperti itu?” Kalau kamu tekun mencari, pasti ada. Kita harus berani mencoba berbagi dan berani kecewa. Tidak ada jaminan kita tidak akan terluka, tapi itulah resiko menemukan hubungan yang aman dan memulihkan. Kalau kesulitan menemukan teman aman, coba bicara dengan konselor dulu. Konselor yang baik bisa membantu kita mengenali dan menemukan orang aman dalam komunitas kita. Seiring waktu, kita juga bisa menjadi orang aman bagi orang-orang yang memerlukannya.

Kunci kedua adalah berani terbuka duluan. Mungkin teman-teman pernah menyaksikan seseorang berani terbuka dengan kesalahan dan sumber malu mereka. Ketika ada yang berani terbuka, semua orang di sekitarnya mendapatkan dorongan dan keberanian untuk terbuka juga. Jika anda tidak memiliki komunitas aman, mungkin anda dipanggil untuk menjadi yang pertama untuk terbuka. Terbuka untuk menceritakan depresi. Candu. Trauma. Inilah harga yang perlu dibayar untuk mengembangkan komunitas yang aman. Apakah anda rela menjadi yang pertama?

Belajar Konseling Bersertifikat LK3

Program Pendidikan Konseling Bersertifikasi Konselor LK3 2023/2024

 
Visi LK3: Memuridkan Konselor agar Konseling menjadi gaya hidup. Konselor menjadi profesi yang dihargai seperti psikiater dan Psikolog, dan tersedia secara merata bagi masyarakat Indonesia. (tahun 2030)
— Visi LK3
 
Previous
Previous

Lembaga Kecil dengan Komunitas Besar

Next
Next

Orangtua yang Bodoh dan Bijaksana